Kekurangan Smartphone Lipat yang Bikin Pengguna Enggan Membelinya

Smartphone lipat adalah calon perangkat masa depan. Perangkat ini dapat mengubah cara orang berinteraksi dengan gawai mereka. Mungkin itulah gagasan muluk yang terpikirkan oleh para produsennya. Sebab fakta di lapangan, sejak tahun 2018 ketika smartphone lipat perdana diumumkan, ponsel jenis ini masih belum dapat menggeser pangsa pasar smartphone berbentuk konvensional.

Terlepas dari pesatnya perkembangan smartphone lipat, masih banyak pula hal mendasar yang membuat calon pengguna enggan untuk membeli produk ini. Seperti kekurangan di bawah ini yang dari dulu hingga sekarang sepertinya masih sangat sulit untuk dibenahi.

Harga Masih Terlalu Mahal

harga hp lipat masih terlalu mahal

Samsung Galaxy Z Flip 4 dan Galaxy Z Fold 4, dua ponsel lipat paling populer dan berstatus resmi di Indonesia, dijual masing-masing dengan harga Rp 13 jutaan dan 24 jutaan. Harga tersebut adalah untuk varian memori yang paling rendah.

Tidak dapat dimungkiri, harga smartphone lipat yang masih berada dalam area flagship merupakan faktor nomor satu yang menjadi kekurangan produk ini. Produsen berdalih bahwa kompleksnya proses produksi dan mahalnya komponen sebagai alasan atas sulitnya menjual ponsel ini di harga yang terjangkau.

Ada secercah harapan ketika HUAWEI merilis Pocket S. Ponsel lipat clamshell yang dilepas di harga yang sedikit lebih rendah, 11 jutaan. Tapi selama Samsung, penguasa pangsa pasar ponsel lipat belum bergeming, impian memiliki ponsel lipat dengan harga terjangkau masih akan jauh dari angan.

Rentan Mengalami Kerusakan Fatal

Pengguna ponsel di seluruh dunia punya satu kesamaan universal. Tiap membeli ponsel baru, kita pasti akan membungkusnya dengan casing pelindung. Makin mahal ponsel yang dibeli, makin tinggi pula kemungkinan terjadinya hal ini. Menandakan betapa protektifnya kita terhadap gawai penting ini.

Dengan harga yang sangat mahal, ponsel lipat justru punya tingkat kerapuhan yang jauh lebih tinggi dari ponsel tradisional. Bagian engsel dan layarnya menjadi dua aspek yang akan terus jadi sumber kecemasan pengguna. Makin seringnya ponsel lipat ditekuk, makin besar pula kemungkinan rusak itu terjadi.

Duo ponsel lipat jagoan Samsung kini memang punya rancang bangun yang jauh lebih baik dari pendahulunya. Tapi akan perlu waktu beberapa tahun lagi sampai konsumen benar-benar yakin bahwa smartphone lipat punya ketahanan yang seandal tipe konvensional.

Dukungan Aplikasi yang Belum Begitu Masif

kekurangan ponsel lipat

Saat membeli ponsel lipat, orang tersebut pasti mengharapkan pengalaman baru dalam menggunakan ponsel. Utamanya transisi yang leluasa dan bebas waktu dari tampilan smartphone ke tablet. Sayangnya, pengalaman seperti ini belum dapat dirasakan secara penuh.

Pasalnya, dukungan para pengembang aplikasi untuk ekosistem smartphone lipat belum padu. Masih banyak aplikasi yang tidak dapat menyesuaikan “kembang-kempis” layar dan masih menampilkan jendela layar ala smartphone.

Spesifikasi Kalah Saing Dengan Smartphone Tradisional

Ketika kamu merogoh kocek belasan juta untuk sebuah ponsel kamu tentu mengharapkan segudang spesifikasi terbaik yang bisa konsumen miliki. Hal seperti itu akan sulit diperoleh dari smartphone lipat. Selain fungsi lipat dan layarnya yang lega, secara keseluruhan spesifikasi smartphone lipat masih kalah dengan smartphone tradisoinal di harga yang setara.

Ambil contoh Galazy Z Flip 4. Dual kamera 12 + 12MP miliknya menghasilkan gambar yang sangat baik. Tapi resolusinya tidak setinggi Galaxy S22 yang punya kamera 50MP dan bahkan satu kamera ekstra 10MP bertipe telefoto.

Begitu pula Galaxy Z Fold 4 kamera utamanya yang beresolusi 50MP kalah jauh dari sensor kamera 108MP milik Galaxy S22 Ultra yang harganya jauh lebih rendah. Pun dengan spek baterainya yang berkapasitas 4.400 mAh (25W) versus 5.000 mAh (45W) milik saudara satu perusahaannya itu.


Harapan melihat smartphone lipat digunakan oleh lebih banyak pengguna di masa mendatang masih sangat terbuka lebar. Tapi para produsen harus terus berinovasi menghasilkan produk terbaik sekaligus menekan harga perangkat ini hingga benar-benar dapat dijangkau mayoritas orang.

Topik:

Faisal Bosnia

Faisal Bosnia

Penulis partikelir yang menaruh minat pada dunia gawai dan segala keajaiban yang terjadi di dalamnya serta gamer purnawaktu dengan survival horror sebagai cinta pertamanya.

arenadigital.id

Kami membahas tentang gadget, computing, dunia digital, dan consumer tech di Indonesia. Hubungi kami melalui hai [at] arenadigital.id

Arenadigital.id
Logo
Perbandingan Produk
  • Total (0)
Bandingkan
2